MUHAMAD TANZI'S BLOG

"Member Castine G follow @CastineG @Mtanziiiii"

Cerpen



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiv3PVYz3Z05dr-eSN-R1o3rLY3jJoym3DgXKWM-YpaFgFY6lW_2KSj-Vg1-ii4QD-GcdxH6KWKZab9EahY5kgl7E6mbKlh173pShBnZ09osiAm8TJEVHhGk-tK0tg-YK0uwCmYKTbSVBtw/s320/Photo+Cerpen.jpg














































*













Stella memeluk erat Ayah dan Bunda tirinya itu. Ia sempat berpikir bahwa disinilah sebenarnya 
keluarganya. Yang menyayanginnya sejak kecil, merawat, membesarkan dengan penuh kasih sayang. Bagaimanapun, itulah arti sebuah keluarga bagi Stella..





KAKAKKEDUA-KU‘KeretaApi Progo AC dengan tujuan Bandung telah memasuki lintasan 3, para penumpangdiharapkan untuk tetap tertib. Terimakasih’Suarapengumuman di dalam stasiun dan segera aku mencari gerbong dan tempat duduksesuai dengan tiket yang ada di tanganku. Ini pertama kalinya aku naik keretasetelah lebih dari 7tahun yang lalu. Perasaanku sedikit takut tapi apa bolehbuat, cuma ini yang bisa membuatku tenang sejenak.‘Coklat..coklat.. coklat.. coklat spesial di hari valentine, coklatnya Pak?”, katapedagang asongan yang menawarkan coklat ke orang kursi sebelah.Aku pakai headsetku danmemutar lagu-lagu pop rock dari MP4-ku. Beberapa menit kemudian, keretapunmulai berjalan.Iniadalah hari ke-3 aku meninggalkan rumah setelah kejadian itu. Kejadian yangmembuat aku berfikir betapa tidak dibutuhkannya aku dalam keluargaku. Fifin,saudara kandungku yang lebih muda dariku 5tahun, ia dipuja mati-matian oleh ibudan ayahku. Aku selalu dijadikan bahan pembanding dengannya mulai dari A sampaiZ. Kejadian itu hampir setiap hari setelah kepergian kakak perempuanku. Dantiga hari yang lalu adalah klimaks dari permasalahan itu sehingga aku bertekaduntuk pergi dari rumah.Hanyadengan modal menjual ponselku demi meninggalkan rumah itu, beberapa potongbaju, 2 celana jeans, sepatu dan jaket yang sedang aku kenakan.***Bandungi’m coming !! Pagi hari, pukul 07.25 aku sampai di Stasiun Kiaracondong. Tepatseperti yang tertulis di tiket kereta bahwa kereta akan sampai pada jam tersebut.Turundari kereta aku langsung menuju tempat penginapan yang kemarin sudah akubooked. Benar-benar dengan nekatnya aku memberanikan diri menginjakkan kaki dikota orang yang sebelumnya aku belum pernah sekalipun kesini. Tak apalah,mungkin hanya sekali seumur hidup aku bertindak bodoh seperti ini, candakudalam hati.Sesampainyadi penginapan aku langsung rebahan sejenak dan berpikir apa tujuanku hari ini.Kriik kriikk.. benar-benar sangat sepi suasana di penginapan karena saat itumemang bukan musim liburan jadi sedikit yang menginap. Aku melihat kertas yangtertempel di dinding, aku beranjak dari tempat tidur dan membacanya. ‘Rentalmotor’ dan ‘Kawah putih’, dua kata menarik yang ada dalam kertas itu. Nah ! Idegilaku pun muncul.Langsungaku menuju ke Front Office dan menanyakan tentang rental motor dan arah menujuKawah Putih. Sekitar 10 menit aku berbincang dengan pegawai tersebut dan sudahku tetapkan untuk menyewa motor untuk pergi ke Kawah Putih hari itu juga.‘breemm.. breemm’ suara motormatik yang aku sewa, akupun berangkat.Instingkudalam mencari jalan menuju Kawah Putih sudah dimulai. Beberapa kali salah jalandan memutari jalan sampai dua kali yang memakan waktu hampir 3,5 jam akhirnyaaku sampai juga di Kawah Putih. “This is ‘My First Extreme Experience’ !”,gumamku.***Waktu menunjukkan pukul 13.00. Aku berjalanmengelilingi daerah itu, memotret objek-objek yang menurutku menarik. Namun,ditengah asiknya memotretadaseseorang yang membuatku penasaran. Sesosok perempuan yang sedang menundukkankepala yang disenderkan di lutut yang sedang ditekuk. Bentuk tubuh dan potonganrambutnya persis seperti.. Ah, kenangan itu kembali lagi. Keceriaanku tiba-tibaberubah menjadi sendu. Cukup lama aku terdiam merenung sambil mengamati perempuanyang tidak berada jauh dariku.Sesekaliaku mendengar isakan tangis. Perlahan aku dekati perempuan itu dan ternyata ituadalah suara tangisannya. Suasana disitu sepi sekali, hanya ada aku, perempuanitu dan segerombolan orang bule yang sedang berwisata.“Permisi,maaf mengganggu sudah hampir 1jam lebih aku mlihat kakak menundukkan kepalasambil menangis. Apa ada yang bisa saya bantu?”, aku bilang kepadanya. Karenamemang aku tidak tega jika melihat seseorang sedang bersedih sendirian.Sepertinyaperempuan itu sedikit kaget karena kedatanganku, dia segera  menengok kearahku sambil mengusap air matanya dengan lengan bajunya. “Oh tidak apa-apa,aku memang sudah biasa disini sendiri. Lagipula tempat ini tidak jauh darirumahku”, jawabnya dengan lembut dan sedikit tersenyum.“Tapiaku liat kakak menunduk terus daritadi dan sesekali menangis, aku takut kakakkenapa-kenapa disini. Kakak kenapa?”, kataku dengan wajah khawatir.“Kamupendatang ya?” Dia mengalihkan pembicaraan.“Iya, memang kalo pendatangtidak boleh bicara dengan orang Bandung ya Kak?”,celetukku. Karena terlihatsekali logat Sunda yang diucapkan perempuan itu.“Bukan begitu, sepertinyakamu juga sendirian disini. Seharusnya kamu yang lebih berhati-hati karenadisini rawan”“Sudahlah kak, janganmengalihkan pembicaraan. Masa bodoh dengan aku. Aku cuma tidak mau melihatkakak murung seperti ini”Dahinya sedikit mengerutdan sedikit menaikkan alisnya. “Masa bodoh? Maksudnya? Ada apa dengan kamu?”“Emm sbelumnya kenalkan akuFiranny, panggil aku Fira, kakak siapa?”. Aku ganti mengalihkan pembicaraan.“AkuMelo, Melody. Bolehkah aku dengar ceritamu?”Aku merasa perempuan itumulai curiga dengan jawaban spontanku tadi. Tapi aku juga lebih curiga kenapadia ingin tau cerita tentangku. “Sepertinyasudah mulai sore Kak. Gimana kalo kita pulang saja? Rumah kakak dimana? Biaraku antar pulang” Sengaja aku alihkan pembicaraan lagi.“Tidak usah, aku bisapulang sendiri kok. Maaf kalo tangisku tadi menyusahkan kamu”, katanya denganwajah agak memelas.“Enggakkok Kak. Nggak apa-apa. Ayo Kak aku antar pulang. Biar ku pastikan kakak tidakkenapa-kenapa dijalan”, kataku dengan sedikit memaksa.Dia terdiam sesaat, sedangberfikir tampaknya.“Oke, baiklah, tapi tidakusah antarkan aku pulang. Cukup antarkan aku ke suatu tmpat saja ya?”“Iyakak”, jawabku dengan penuh senyum.Kita pun memulai perjalananturun menuju kota dengan motor matik yang ku sewa tadi pagi. Ditengahperjalanan...“Hei kamu, maaf tadi siapanamamu? Ak lupa karna tadi sedang tidak konsen”, tanyanya dengan sedikit teriakkarena laju motor agak ku kebut.“Firannykak, panggil Fir atau Fira saja” Sambil ku pelankan gas motor yang ku kendarai.“Oh iyaFira. Kamu sudah hafal jalan-jalan disini?”“Belum sama sekali Kak”“Lah kamu aja belum taujalan kok mau ngantar pulang, terus kamu gimana pulangnya nanti? Dasar!”,jawabnya dengan kesal.“Heheya tanya-tanya kak, aku juga bawa peta sama GPS kok”, candaku ke Kak Melo.“Tapiitu kan belum tentu valid”, jawabnya dengan kesal lagi.“Yaresikolah. Ini kita mau kemana Kak?”“Ininanti sampai di jalan besar kamu belok kanan, sampai perempatan belok kiriterus lurus terus sampai ada semacam tugu kamu belok kanan, nah nanti kanada......”Belum selesai dia berbicarapanjang lebar sambil menunjuk-nunjukkan arah, aku potong kata-katanya,“Udahudah Kak, jangan panjang-panjang. Bingung aku nanti” Sambil aku turunkantangannya dari samping mukaku. “Hahaha,iya iya. Maaf deh” kata Kak Melo dengan cekikikan.Langsungku gas motor itu dengan sedikit knecang karena sudah mulai petang. Jam setengah7 tepat aku sampai di lokasi yang diarahkan Kak Melo.Kafe yang begitu fantastikdengan lampu sedikit remang-remang juga ditambah suasana yang tidak begituramai menambah ketenangan saat memasuki kafe ini. Kak Melo pun memesan makananuntuk kita berdua.“Kaktempatnya keren banget, betah deh disini seharian”, kataku sambil melihatsekeliling kafe. Karena kafe ini benar-benar memiliki view yang sangat indah.“Yakinbetah?”“Iya,suer Kak!”“Yaudahkita semalaman disini aja, aku malas pulang juga soalnya” , jawabnya santaisambil memainkan ponselnya.Akukaget ketika Kak Melo menjawab seperti itu, aku kira kata-katanya tadi hanyacandaan saja.“SeriusKak??”“Iyaserius”, jawab Kak Melo dengan senyum, ditambah lesung pipit nya yang membuatia semakin terlihat sangat manis.‘Becauseyou had a bad day. You're taking one down. You sing a sad song just to turn itaround. You say you don't know~’PonselKak Melo berbunyi.“Iyahalo fries. Ooh, tolong bilang ke Teteh kalo Teh Melo lagi ada kerjaan ya?Mungkin besok pagi pulangnya. Iya.. Iya.. Oke, kamu jangan tidur malem-malemya. Daaa” Kak Melo menyudahi telfonnya.“Itusiapa Kak?” , tanyaku“Ohitu Frieska, adikku. Yuk kita lanjutin tentang yang di kawah tadi”Hampir2 jam kita bercerita dan aku tau identitas, asal usul, dan keluarga Kak Melo,begitupula sebaliknya. Sekarang aku tau kenapa aku yang dijadikan tempatcurhatnya saat ini dan itu sebabnya aku mau menceritakan masalahku kepada KakMelo.“Fir,kamu janji ya nggak akan bilang-bilang tentang ini?”“IyaKak. Janji !”, jawabku dengan tegas.Lagi-lagiKak Melo tersenyum manis dan tampaknya dia memang benar-benar mempercayaiku.“Makasihya Fir, belum pernah aku bertemu orang seperti kamu. Baru kenal tapi sudahmemperhatikan kesusahan oranglain. Aku salut sama kamu” Sambil menepuk bahuku.“Inisudah sifatku dari kecil Kak. Aku juga bersyukur baru pertama ketemu memberJKT48. Nggak nyangka baik gini, biasanya kalo udah jadi idol kan cuek+jutek”,sindirku dengan ketawa dan Kak Melo langsung mencubitku.Jujursebelum pertemuan ini aku sama sekali belum tau Idol Grup JKT48, apalagianggota-anggotanya. Dan ini adalah hari pertamaku tau apa itu JKT48 langsungdari anggotanya.“Eh,kamu kalo mau wifi-an, wifi-an aja. Gratis kok. Aku mau tidur dulu yaa”, kataKak Melo“Siapkak !”Akunyalakan laptopku dan mulai browsing. Baru beberapa menit saja Kak Melo sudahtertidur pulas disampingku. Aku kasihan sekali melihat wajahnya yang tampaksangat kelelahan. Dan beberapa jam kemudian aku tertidur juga.***“Maafmbak, sudah jam 7 pagi”, kata salah seorang karyawan menepuk pundakku.Akutersentak kaget dan terbangun. “Oh iya mas, makasih yaa”, jawabku.Akumelihat laptopku sudah tersimpan rapi di tas. Meja yang tadinya penuh akan makananjuga sudah bersih. Aku tidak melihat Kak Melo disekitarku. Ah, mungkin Kak Melosedang ke kamar mandi pikirku. Aku mengusap muka dan merapihkan rambut danbaju. Sudah 10menit lewat Kak Melo tidak datang juga, aku coba mencarinya dikamar mandi tapi tidak ada. Aku bertanya kepada karyawan kafe itu satu per satupun tidak ada yg tau. Aku mulai panik."Hanyakarena masalah seperti itu seharusnya kamu tidak sampai kabur ke tempat jauhseperti ini. Kasihan orang tua kamu, mungkin sekarang mereka sedang mengkhawatirkanmu.Melebihi kamu yang bukan siapa-siapaku mengkhawatirkanku" Tiba-tiba akuteringat kata-kata Kak Melo semalam.Setelahbeberapa saat termenung, aku keluar dari kafe itu. Sesampainya di area parkir,aku melihat ada 1 amplop putih terselip di stang motorku. Sambil aku duduk dimotor, aku baca dan ternyata itu surat dari Kak Melo.         "Fira, kmu adalah orangasing pertama yang aku percaya menjaga keluhkesahku melebihi kakak dan adikku.Kamu adalah orang asing pertama yang memberiku penuh perhatian dari awal kitabertemu dan tidak saling mengenal. Aku bangga dengan          keberanianmu sampai ke kotakudan aku benar-benar bersyukur bertemu dengan orang yang lucu dan ramah sepertikamu. Karna kamu, perasaanku yang dari kemarin mengganjal kini sudah sedikitlega. Aku mulai bangkit lagi untuk menjalankan tugasku sebagai mahasiswi danidol. Dan kamu, jaga baik-baik keadaanmu karena aku tidak bisa  menemanimuhari ini. Tetap semangat menjalani hidup dan ingatlah kata-kataku           semalam. Terimakasih, dan sekalilagi terimakasih atas usaha kerasmu dalam mghiburku J Aku tidak akan pernah melupakanmu.Aku janji suatu saat kita pastiakan bertemu lagi walaupun aku sudah menjadi bintang sekalipun. Tertanda,Melody Nurramdhani Laksani ^_^" Tak terasaairmata membanjiri pipiku, aku mulai down, lemah dan tidak tau harus bagaimanacara untuk menemui Kak Melo.Sebenarnyaada 1 hal yg Kak Melo belum tau. Kak Melo belum tau semua tentang aku kenapaaku bersikap seperti itu. Aku memiliki kakak perempuan tapi ketika aku duduk dibangku SMA dia telah pergi lebih dulu meninggalkan dunia ini karena sakit yangdi deritanya. Aku sangat merindukan sosoknya. Viola namanya. Kita sangat dekatdan akrab. Mungkin karena aku dan Kak Viola hanya terpaut 1 tahun, sebayadengan Kak Melo. Dan wajah Kak Melo sangat mirip sekali dengan Kak Viola,begitu juga dengan nama mereka yang sama-sama berunsur musik.Ceritapanjangnya semalam tidak ada satupun yang membicarakan tentang privasi kita.Alamat rumah maupun nomor telfon. Karna aku rasa hal itu akan berjalan seiringwaktu dan tadi malam bukanlah waktu yang tepat untuk menanyakan hal itu.Tanpapikir panjang aku kembali ke penginapan, menyelesaikan biaya-biaya dan mencaritiket untuk pulang ke Jogja. Sedikit demi sedikit aku mulai menerima ataskejadian di rumah, mulai bersikap dewasa seperti apa yang diajarkan Kak Melodan kini suasana di keluargaku pun menjadi lebih hangat. Sudah tidak ada lagipertengkaran seperti yang sudah-sudah.***Takterasa makin bertambah bulan makin sering aku mendengar JKT48, terutama namaMelody. Hal itu semakin membuat aku rindu akan Kak Melo dan Kak Viola, 2 sosokperempuan yang telah memberikan aku pelajaran berharga tentang kerasnya hidupini.Akutau Kak Melo sedang fokus dengan double-job nya sekarang, mungkin bisa saja diamelupakan aku. Toh, pertemuan kita sangatlah singkat. Dimatanya aku mungkinmemang bukan siapa-siapanya, pikirku.Hariini aku berniat untuk nonton Dahsyat di TV, karena katanya ada JKT48. Beberapamenit berlalu, sampailah diujung acara. Lagu JKT48 yang ke-3 “Baby Baby Baby”sebagai lagu penutup.Selesaiacara itu, ku matikan TV. Aku tertawa kecil dan berkaca-kaca mengingat sekilaskisahku dengan Kak Melo saat di Bandung. Betapa singkatnya kisah itu tapi sungguhmengenang. Aku masih belum bisa merelakan menghilangnya Kak Melo dari aku sejaksaat itu. Karena aku masih membutuhkan sosok Kak Viola sebagai tempat akusinggah ketika aku sedang senang maupun sedih. Dan cuma dia yang bisamenggantikan Kak Viola yang tidak akan pernah bisa kembali lagi.***‘Aitakatta..Aitakatta..Aitakataa..*desdes des*’Suarahapeku berbunyi, nomor tak dikenal menelfonku."Halo?",sapaku."Iyahalo, ini Fira ya?", jawab penelfon itu."Iyasaya Fira, ada apa ya?" Sepertinya aku mengenal suara ini, tapi aku tidakmengingatnya dengan jelas."Iniaku, Kak Melo. Tadi liat Kakak perform di Dahsyat nggak?""Ha???!!!!""Hehehe,kenapa? kaget ya?", candanya.Akushock seketika dan suara di telfon hening beberapa saat."Lohkok diem? yaudah deh kakak lagi buru-buru nih, jaga kesehatan ya, jangan sampekabur-kabur lagi hehe. Daaa"‘tuuuut tuuuuttt tuuuutt’Panggilanpun terputus.Begituspeechlessnya aku mendengar suara Kak Melo sampai-sampai aku tidak bisamenjawab telefon setelah tau bahwa itu darinya dan moodku hari itu hancurberantakan.Beberapa jam setelah telfonditutup dan perasaanku mulai tenang aku mencoba untuk menghubungi nomer itulagi, tapi entah kenapa tidak pernah aktif. Sampai sekarang... 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar